Profil Desa Banjarkulon
Ketahui informasi secara rinci Desa Banjarkulon mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Banjarkulon di Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara, merupakan pusat sejarah cikal bakal kabupaten dengan potensi pertanian gula kelapa dan warisan budaya Situs Watu Lembu. Kini, desa ini kembali menjadi sorotan berkat penemuan pusaka bersejarah.
-
Titik Nol Sejarah Banjarnegara
Desa Banjarkulon diakui sebagai lokasi "Banjar Watu Lembu", pusat pemerintahan lama yang menjadi asal-usul prosesi Kirab Pusaka Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara.
-
Potensi Ekonomi Berbasis Agraris dan Budaya
Sektor pertanian, khususnya perkebunan kelapa dan produksi gula, menjadi penopang ekonomi warga, didukung oleh potensi wisata sejarah dan budaya yang kuat.
-
Warisan Bersejarah yang Hidup
Penemuan pusaka pakaian pejuang abad ke-18 pada Juni 2025 mengukuhkan status desa sebagai situs historis vital yang terus menawarkan penemuan baru.

Terletak di lembah yang subur di Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Desa Banjarkulon lebih dari sekadar sebuah pemukiman agraris. Desa ini merupakan sebuah arsip hidup, tempat di mana akar sejarah Kabupaten Banjarnegara tertanam kuat. Dikenal sebagai lokasi Banjar Watu Lembu, pusat pemerintahan kuno, Banjarkulon kini kembali menarik perhatian nasional setelah penemuan benda pusaka bersejarah pada pertengahan Juni 2025, menggarisbawahi perannya yang tak lekang oleh waktu sebagai penjaga warisan budaya sekaligus sebagai wilayah dengan potensi ekonomi yang terus berkembang.
Sebagai sebuah entitas pemerintahan, Desa Banjarkulon secara aktif menjalankan roda pembangunan yang berpusat pada kesejahteraan masyarakatnya. Dengan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) tahun 2025 yang mencapai lebih dari Rp 1,5 miliar, pemerintah desa memfokuskan pada penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan infrastruktur, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan ekonomi lokal. Fokus ini menunjukkan visi untuk menyeimbangkan pelestarian nilai-nilai historis dengan tuntutan kemajuan zaman, menjadikan Banjarkulon sebagai desa yang dinamis dan berdaya.
Geografi dan Demografi: Potret Wilayah di Kaki Perbukitan
Secara geografis, Desa Banjarkulon menempati posisi strategis di Kecamatan Banjarmangu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), luas wilayah Desa Banjarkulon ialah 152,03 hektare. Lahan ini terbagi menjadi 80,35 hektare tanah sawah yang subur dan 71,68 hektare tanah bukan sawah, yang didominasi oleh pekarangan dan perkebunan. Topografi yang landai dan dialiri oleh sumber air yang cukup menjadikan sektor pertanian sebagai urat nadi utama kehidupan warganya.
Letak desa ini berbatasan langsung dengan desa-desa lain yang menyokong ekosistem sosial dan ekonomi kawasan. Di sebelah utara, Banjarkulon berbatasan dengan Desa Banjarmangu. Di sisi timur, wilayahnya bersinggungan dengan Desa Petambakan dan Kelurahan Rejasa dari Kecamatan Madukara. Sementara itu, di sebelah selatan, berbatasan dengan Desa Jenggawur. Posisi ini menempatkan Banjarkulon pada jalur yang relatif mudah diakses dari pusat kabupaten.
Menurut data kependudukan yang dirilis portal data kabupaten pada tahun 2022, jumlah penduduk Desa Banjarkulon tercatat sebanyak 1.885 jiwa. Dengan luas wilayah 1,52 km², kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 1.240 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah desa, mencerminkan pemukiman yang telah mapan dan berkembang. Komposisi penduduk yang dinamis menjadi modal sosial yang penting bagi pembangunan desa, baik dalam hal sumber daya manusia maupun partisipasi masyarakat dalam setiap program pembangunan.
Denyut Ekonomi Lokal: Gula Kelapa dan geliat UMKM
Perekonomian Desa Banjarkulon bertumpu kuat pada sektor agraris. Lahan sawah yang luas dimanfaatkan untuk budidaya padi, sementara lahan pekarangan dan perkebunan menjadi basis dari salah satu komoditas unggulan desa, yakni gula kelapa. Sejak dahulu, wilayah ini dikenal sebagai salah satu produsen gula kelapa. Para petani penderes nira kelapa setiap hari mengolah hasil panen mereka menjadi gula cetak maupun gula semut yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Meskipun data spesifik mengenai volume produksi belum dipublikasikan secara luas, kegiatan ekonomi ini terlihat dari banyaknya warga yang menggantungkan hidupnya sebagai perajin gula. Pemerintah Desa, melalui lembaga seperti Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), terus berupaya memberikan dukungan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Potensi ini masih terbuka lebar untuk dikembangkan, terutama dalam hal pengolahan pascapanen dan perluasan jaringan pemasaran agar dapat menembus pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan petani secara signifikan.
Selain gula kelapa, di Banjarkulon juga terdapat geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di berbagai bidang. Beberapa warga menjalankan usaha penggilingan padi untuk melayani kebutuhan petani lokal. Usaha-usaha rumahan lainnya seperti produksi makanan ringan dan kerajinan tangan juga turut menyumbang pada perputaran ekonomi desa. Keberadaan lembaga pendidikan seperti Pondok Pesantren Darunnajah dan beberapa sekolah juga memberikan efek ganda (multiplier effect) dengan menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar. Pemerintah desa diharapkan dapat terus mendorong pertumbuhan UMKM melalui pelatihan, bantuan permodalan, dan fasilitasi pemasaran digital agar produk-produk lokal Banjarkulon dapat lebih dikenal.
Pusat Sejarah Banjarnegara: Warisan Tak Ternilai dari Banjar Watu Lembu
Keistimewaan utama Desa Banjarkulon terletak pada nilai historisnya yang mendalam. Desa ini diyakini sebagai lokasi dari "Banjar Watu Lembu", yang merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Banjarnegara sebelum dipindahkan. Nama "Watu Lembu" merujuk pada keberadaan peninggalan purbakala berupa dua arca Nandi (lembu), kendaraan Dewa Siwa dalam mitologi Hindu. Situs ini, yang dikenal sebagai Situs Watu Lembu, menjadi bukti fisik bahwa wilayah ini pernah menjadi pusat kekuasaan yang penting.
Situs yang terletak di Dusun Karang Gondang ini menyimpan beberapa artefak batu lainnya seperti Watu Kasur, Watu Ganja, dan Yoni. Benda-benda cagar budaya ini kini disimpan dalam sebuah pendopo sederhana dan menjadi destinasi wisata sejarah dan edukasi. Setiap tahunnya, Desa Banjarkulon memegang peranan sentral dalam perayaan Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara. Prosesi Kirab Pusaka, sebuah ritual pemindahan panji-panji kebesaran daerah, selalu dimulai dari titik ini. Prosesi ini menjadi simbol napak tilas perjalanan sejarah kabupaten, dari pusatnya yang lama di Banjarkulon menuju pusat pemerintahan yang sekarang di Kota Banjarnegara.
Pada akhir tahun 2019, Pemerintah Desa bekerja sama dengan masyarakat pernah menggelar "Festival Watu Lembu" untuk lebih memperkenalkan potensi sejarah ini. Acara tersebut diisi dengan kirab budaya dan perebutan gunungan hasil bumi, yang menyedot perhatian masyarakat luas. Acara semacam ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi agenda wisata tahunan yang dapat menarik wisatawan dan menggerakkan ekonomi kreatif di desa.
Penemuan Abad Ini: Gema Perjuangan Mangunyudha Seda Loji
Pada pertengahan Juni 2025, Desa Banjarkulon kembali menjadi pusat perhatian media dan sejarawan. Sebuah pakaian kuno yang diyakini merupakan busana perang milik Mangunyudha Seda Loji, seorang tokoh pejuang lokal yang gugur dalam Perang Pracina di Kartasura pada dekade 1740-an, ditemukan tersimpan di Kantor Desa Banjarkulon. Penemuan ini dianggap sebagai salah satu temuan arkeologis terpenting di Banjarnegara dalam beberapa dekade terakhir.
Berbagai media lokal dan nasional melaporkan bahwa Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Banjarnegara telah meninjau langsung artefak tersebut. Baju yang usianya diperkirakan hampir tiga abad ini kini tengah diusulkan untuk ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional. Arief Rahman, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Banjarnegara, dalam keterangannya kepada media, menyatakan bahwa penemuan ini membuka kembali lembaran sejarah perjuangan melawan kolonialisme di wilayah Banjarnegara dan sekitarnya.
Penemuan ini tidak hanya mengukuhkan status Banjarkulon sebagai desa bersejarah, tetapi juga membuka peluang baru untuk penelitian lebih lanjut. Para ahli menduga masih banyak peninggalan lain, termasuk naskah-naskah kuno, yang mungkin masih tersimpan di tengah masyarakat. "Ini akan sangat penting untuk menanamkan nilai kejuangan dan kebanggaan sebagai sebuah bangsa, yang dapat menjadi inspirasi untuk generasi mendatang," ujar Arief.
Masa Depan Banjarkulon: Menjaga Sejarah, Meraih Sejahtera
Desa Banjarkulon berdiri di persimpangan jalan antara masa lalu yang gemilang dan masa depan yang penuh harapan. Dengan modal sejarah yang tak ternilai, potensi pertanian yang solid, serta masyarakat yang dinamis, desa ini memiliki semua elemen untuk menjadi desa maju yang berkarakter. Tantangan ke depan ialah bagaimana mengelola dan mengintegrasikan semua potensi ini secara berkelanjutan.
Pemerintah Desa Banjarkulon, yang berkantor di Jalan Perempatan Kabupaten Lama Nomor 1, memegang peranan krusial sebagai fasilitator dan motor penggerak. Kolaborasi antara pemerintah, tokoh masyarakat, sejarawan, dan generasi muda menjadi kunci untuk memastikan bahwa warisan sejarah dapat dilestarikan tanpa menghambat inovasi. Pengembangan wisata sejarah yang terkelola dengan baik, penguatan industri gula kelapa dari hulu ke hilir, serta pemberdayaan UMKM berbasis digital merupakan beberapa langkah strategis yang dapat membawa Desa Banjarkulon menuju tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi, sambil tetap menjaga api sejarahnya agar terus menyala bagi generasi-generasi yang akan datang.